A Quiet Place (2018)





Rated: PG-13
Genre: Horror, Thriller, Drama

IMDb: 8.2/10
Rotten Tomatoes: 96%
Metacritic: 82%

Directed by John Krasinski
Screenplay by John Krasinski, Scott Beck, Bryan Woods
Story by Scott Beck, Bryan Woods
Starring John Krasinski, Emily Blunt, Millicent Simmonds, Noah Jupe, Cade Woodward

SINOPSIS
Sebuah keluarga harus bertahan hidup di dalam hutan untuk terlindung dari sebuah makhluk (monster, maybe) yang peka terhadap suara, tetapi buta.

REVIEW
Bertempat pada tahun sekitar, umm, f**k i forgot,  sekitar tahun 2020? Pasangan suami-istri, Lee dan Evelyn Abbot (yang diperankan yang sebenarnya juga suami-istri John Krasinski dan Emily Blunt). Bersama ketiga orang anaknya, Regan Abbot (Millicent Simmonds), Marcus Abbot (Noah Jupe), dan Beau Abbot (Cade Woodward) yang mencoba untuk bertahan hidup dari serangan makhluk seram yang peka terhadap suara, buta, dan jahat (ih, jahat!). Mereka harus berhadapan dengan satu masalah, "bagaimana caranya agar kita harus bisa melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan suara yang terlalu kencang?"

1. Concept
Oke, first of all, saya suka konsep cerita ini. Melihat kebelakang terdapat juga konsep mengenai antagonis yang terpicu terhadap sesuatu, seperti contoh, Don't Breathe dan After Earth (best movie ever, yes). Saya salut kepada tim dekorasinnya dan juga tentunya sutradara sendiri yang dapat memberikan penekanan kepada penonton, 'pokoknya semua gerakan se-diem mungkin dan ga ada suara'. Mulai dari jalanan diberi peredam berupa pasir, alat saji makanan tanpa peralatan pecah-belah, alat masaknya sendiri, tempat persalinan bayi, hingga game board juga bisa diberikan sentuhan 'ramah suara'. Sebagai tambahan, sebagai orang yang belum tahu mengenai seluk-beluk cerita film ini, orang tersebut bakal paham saat menonton opening  film itu sendiri. Well, i guess, scene pembuka pada A Quiet Place sangat penting untuk melanjutkan ke langkah, babak, selanjutnya. 

2. Story
Oke kembali soal cerita, John Krasinski dan kawan-kawan dapat menempatkan afmosfir mencekam dengan baik walaupun ada terdapat jumpscare yang, menurut saya, tidak perlu (that stairway, damn). Penaruhan monster pada di akhir-akhir cerita juga sungguh brilian. Bagaimana tidak? Penonton pada opening hanya melihat sekelebat monster tersebut dan masih mengira-mengira bagaimana a whole body monster tersebut walaupun mereka sudah terbawa suasana film. Pergerakan babak per babak mengalir dari pelan menjadi cepat pada awal hingga akhir film, sampai-sampai pada klimaks film itu sendiri, saya tidak tahu runtime film akan berakhir (haha, terlalu terbawa suasana).

Pada sub-genre sendiri, dibawakan pula sebuah tipikal film drama, terdapat moral value mengenai keluarga. John Krasinski sendiri menekankan bahwa film ini didekasikan kepada anak-anaknya. Which is, John Krasinski ingin menyampaikan pesan bahwa sekacau, parah, fucked-up-nya keluarga, sebangkang-bangkangnya anak, kita harus bisa saling menjaga, mencintai, bahkan sampai berkorban sekalipun demi keluarga.

3. Character
John Krasinski dan Emily Blunt, sudah tidak dpiungkiri lagi akting mereka sudah terkenal di dunia perfilman. John Krasinski sendiri memerankan Lee (dan berperan sebagai sutradara tentunya) dengan baik. Sifat kebapakkan, berani, bertanggungjawab, dan sayang keluarga terlihat jelas dalam perannya. Emily BLunt pun juga memerankan sifat lemah lembut dan keibuan dengan baik. Namun, yang menjadi perhatian saya dalam film ini adalah Millicent Simmonds yang memerankan Regan, putri Lee dan Evelyn yang tuli dan keras kepala. Millicent pada awal-awal film membuat saya jengkel bukan kepalang. Karena sifat tersebut munculah tragedi-tragedi yang timbul (fuck, man, that rocket sequence). Lihat saja sendiri, anda pasti juga jengkel saat menonton film ini. Namun, mulai dari pertengahan hingga akhir film saya mulai dapat  memaklumi mengapa munculnya sifat-sifat tersebut. Dia hanya ingin perhatian dari orang tua. Dia selalu merasa dinomor duakan. Saya mulai bersimpati dengannya. Pada film, Regan juga membuktikkan bahwa ia tidak selamanya cuek dan acuh. Di akhir film pun, terjadi perubahan sikap 180 derajatnya membuat saya tersenyum bahagia.


CONCLUSION
Mungkin film ini cocok untuk tontonan keluarga sebagai pengingat akan pentingnya keluarga dikala saat mendapatkan sebuah masalah (Keluarga Cemara jaman now, lah). Film ini juga membawakan genre horror dan thriller berkonsep epik dan segar bersama eksekusi yang sempurna dengan jumpscare yang cukup tetap sasaran. Oh, ya, bagi kalian-kalin yang ingin mendapatkan horror yang lebih sadis dan gory-gory. Sorry, dude, ini PG-13 jadi kurang lebih ini aman, lah untuk dilihat anak-anak.


REPIU AMATIR RATING
4,5/5







Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR MENCINTAI DIRI SENDIRI LEWAT FILM 500 DAYS OF SUMMER

Life of Brian (1979)